Menikmati Coto Menggala, Kuliner Khas Pangkalan Bun: Soto yang Berbahan Singkong atau Ketela

3 Maret 2024 09:29 WIB
Ilustrasi

MEDAN, insidepontianak.com - Ketika soto kebanyakan berbahan dasar nasi atau juga ketupat, di Pangkalan Bun lumayan berbeda karena memakai singkong alias ketela. Nama kuliner khas ini, coto menggala.

Ya, coto menggala Pangkalan Bun memang persis soto kebanyakan, berkuah dan gurih. Namun, kehadiran singkong atau ketela membuat kuliner ini punya rasa khas.

Disebut coto menggala karena orang Pangkalan Bun menyebut singkong dengan sebutan menggala. Hingga, ada yang menyebut kuliner khas ini dengan nama soto ketela.

Melansir visitkotawaringinbarat.id dan mmc.kalteng.go.id, Kamis (14/9/2023), sebagai pengganti daging, soto ini menggunakan kaki ayam, sayap ayam, dan bisa juga ikan sungai. Dulunya, malah dipadukan dengan daging atau kulit rusa.

Kuliner ini memiliki kuah kental atau pekat, sehingga terasa padat di mulut saat disantap. Kentalnya coto menggala berasal dari sari pati singkong, yang biasa jadi bahan baku pembuatan tepung tapioka.

Saking uniknya, makanan ini juga sempat mendapatkan rekor MURI pada tahun 2009 sebanyak 8.000 mangkuk Coto manggala berjajar sepanjang 2 km. Pun, menjadi tiga besar makanan tradisional terpopuler dalam ajang Anugerah Pesona Indonesia (API Award 2020).

Sebagai informasi, coto manggala ini telah menjadi menu wajib untuk dihidangkan jika ada acara penyambutan tamu kesultanan Kotawaringin atau tamu yang datang dari luar daerah, saat ada acara pernikahan, serta saat bulan puasa di Kotawaringin Barat.

Coto menggala secara harfiah artinya perpaduan antara soto dan menggala alias singkong dengan toping-toping seperti ceker, sayap, serta ditaburi dengan potongan telur dadar, bihun, serta kerupuk.

Begitupun, banyak cara dan variasi dalam mengolah soto manggala untuk dapat dinikmati sesuai dengan resep dan selera penikmat. Tapi yang unik, soto ini menggunakan singkong yang menjadi bahan dasarnya.

Melansir dietisien.id, Kamis (14/9/2023), resep coto menggala sejatinya diturunkan dari para tetua dan hanya disebarkan dari mulut ke mulut.

Dahulu coto menggala hanya dihidangkan dalam acara-acara tertentu saja, namun saat ini dapat dijumpai dengan mudah dalam versi yang beragam di berbagai rumah makan di kota Pangkalan Bun, Kotawaringin Barat.

Sajiannya lengkap dengan sayap atau ceker ayam, suwiran daging ayam, telur dadar yang diiris tipis, dan beberapa gorengan tempe atau tahu sesuai selera.

Kuah coto manggala cenderung kental nan kaya rasa, diperkuat dengan penggunaan rempah-rempah seperti cengkeh, kayu manis, dan kapulaga.

Singkong digunakan sebagai pengganti nasi atau ketupat. Inilah yang membedakan coto manggala dengan coto atau soto khas daerah lainnya.

Singkong termasuk karbohidrat kompleks yang tinggi serat sehingga dapat dijadikan alternatif pengganti nasi bagi penderita diabetes.

Di samping itu, kandungan serat memberikan rasa kenyang lebih lama sehingga dapat menekan nafsu makan berlebih saat menjalankan program diet penurunan berat badan.

Jadi, bila Anda berkunjung ke Kotawaringin Barat jangan lupa untuk mencicipi makanan unik khas Pangkalan Bun ini. Coto menggala bisa dijumpai di berbagai kedai atau warung, misalnya di sepanjang sungai kampung warna-warni dan lainnya.

Demikian soal coto menggala, kuliner khas Pangkalan Bun, Kotawaringin Barat. Semoga bermanfaat. (Adelina). ***

Leave a comment