Tujuh Bahaya Rokok Elektrik: Jangan Terjebak dengan Gaya Hidup

3 Maret 2024 09:29 WIB
Ilustrasi

MEDAN, insidepontianak.com - Adalah cerita umum ketika rokok dianggap berbahaya. Hingga kemudian munculah rokok elektrik, yang menjadi gaya hidup, padahal mengandung bahaya juga.

Sejak awal kemunculannya, bahaya dari rokok elektrik digadang lebih sedikit dari rokok konvensial. Bahkan, sebagian orang menganggapnya bagian dari gaya hidup.

Ya, mereka menepikan bahaya atau risikonya. Pasalnya, sebagai gaya hidup, rokok elektrik dianggap bagian dari tren, sarana sosialisasi, dan status sosial.

Padahal penggunaan rokok elektrik telah menjadi topik perdebatan yang kontroversial. Di Amerika Serikat, penyakit paru-paru terkait rokok elektrik telah ditetapkan sebagai epidemi.

Kasus penyakit paru terkait rokok elektrik ini mungkin terjadi di Indonesia. Hanya saja tidak ada pencatatan dan pelaporan seperti di Amerika Serikat.

Melansir yankes.kemkes.go.id, Kamis (7/9/2023), Kamboja, India, Singapura, Brunei, Taiwan, Filipina, dan Vietnam adalah negara yang dengan tegas melarang rokok elektrik.

Pun Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menyatakan dengan tegas melarang penggunaan rokok elektrik karena ancaman bahayanya yang dianggap sama dengan rokok konvensional.

Sejumlah penelitian menunjukkan rokok elektrik berhubungan langsung dengan penyakit paru-paru, jantung, sistem kekebalan tubuh, kanker, dan otak.

IDI mengeluarkan rekomendasi kepada pemerintah untuk melarang peredaran rokok elektrik karena kandungan yang berbahaya. Sama seperti rokok konvensional, cairan rokok elektrik mengandung nikotin, bahan karsinogenik, dan toksik.

Bahan-bahan yang terkandung di dalam rokok elektrik seperti glikol, gliserol, alkanal, formaldehida, dan logam dapat merusak paru-paru, sistem ekskresi, dan sel-sel di dalam tubuh.

Kandungan e-liquid dan uap rokok elektrik dapat berakibat negatif untuk kesehatan. Nah, berikut potensi risiko dan bahaya kesehatan yang perlu dipertimbangkan:

  1. Dampak pada paru-paru

Cairan yang digunakan dalam rokok elektrik sering mengandung nikotin, propilen glikol, dan berbagai bahan kimia lain yang dapat mengiritasi paru-paru.

Penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan peradangan, gangguan fungsi paru-paru, dan kondisi serius seperti bronkitis kronis atau penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).

  1. Ketergantungan dan nikotin

Banyak rokok elektrik mengandung nikotin, yang menyebabkan ketergantungan. Penggunaan rutin nikotin dapat menyebabkan toleransi; membutuhkan jumlah nikotin yang lebih tinggi untuk mendapatkan efek yang sama. Ini dapat menyebabkan kecanduan yang lebih dalam dan sulit berhenti.

  1. Risiko pada remaja

Rokok elektrik sering kali menarik bagi remaja karena berbagai rasa yang menarik dan desain yang stylish. Namun, penggunaan rokok elektrik pada remaja dapat menyebabkan gangguan perkembangan otak, kerusakan fungsi paru-paru, dan meningkatkan risiko mereka untuk kecanduan nikotin.

  1. Bahan kimia berbahaya

Studi telah menemukan bahwa beberapa cairan rokok elektrik mengandung bahan kimia berbahaya, seperti senyawa organik volatil, logam berat, dan partikel ultrafine. Paparan terus-menerus terhadap bahan kimia ini dapat menyebabkan masalah kesehatan jangka panjang.

  1. Ledakan dan kebakaran

Rokok elektrik yang menggunakan baterai memiliki risiko potensial ledakan dan kebakaran jika baterai mengalami kerusakan atau digunakan secara tidak tepat.

  1. Pengaruh terhadap kesehatan mental

Penggunaan rokok elektrik, terutama pada tingkat tinggi, telah dikaitkan dengan masalah kesehatan mental seperti kecemasan dan depresi.

  1. Pengenalan rokok pada non-perokok

Adanya berbagai rasa yang menarik pada rokok elektrik dapat mempengaruhi orang yang tidak merokok untuk mencoba rokok elektrik, dan pada akhirnya, meningkatkan risiko mereka untuk mulai merokok tembakau.

Demikian soal baha rokok elektrik yang tidak kalah dengan rokok konvensional. Semoga bermanfaat. (Adelina). ***

Leave a comment