Jangan Salah Fokus, Tifus Itu Bukan Tipes: Ini Gejala Penyakit, Jenis, dan Pengobatannya

3 Maret 2024 09:29 WIB
Ilustrasi

MEDAN, insidepontianak.com - Sering kali orang menyamakan penyakit tifus dengan tipes, mungkin karena namanya mirip. Padahal keduanya berbeda, perhatikanlah gejala, jenis, dan penobatannya.

Tifus merupakan penyakit akibat infeksi bakteri Rickesttsia dan Orientia, sementara tipes diakibatkan oleh bakteri Salmonella typhii.

Penyakit tifus ini menyebar melalui gigitan kutu atau tungau yang terinfeksi. Sementara tipes, umumnya menyebar melalui makanan atau minuman.

Melansir alodokter.com, Rabu (6/9/2023), sejatinya tifus bisa menimbulkan demam, sakit kepala, nyeri otot, hingga ruam merah di kulit. Gejala tifus umumnya akan muncul 5–14 hari setelah seseorang terinfeksi.

Nah, tifus lebih sering terjadi pada orang yang berkunjung ke wilayah di mana banyak terjadi kasus tifus. Secara umum, tifus terbagi tiga, yaitu:

  1. Tifus epidemik

Tifus epidemik banyak terjadi di Amerika Tengah, Amerika Selatan, Afrika, dan Cina Utara. Orang yang sembuh dari tifus epidemik tetap berisiko terinfeksi kembali.

  1. Tifus endemik

Tifus endemik atau murin banyak terjadi di Amerika Serikat. Bakteri penyebab tifus murin dapat menular melalui kutu pada tikus. Jenis tifus ini jarang menyebabkan infeksi berulang.

  1. Tifus scrub

Jenis tifus ini menjadi masalah kesehatan yang serius di negara-negara Asia Pasifik seperti Korea, Cina, Indonesia, dan Thailand. Tifus scrub merupakan jenis yang paling berbahaya dan dapat menyebabkan gagal organ bila tidak segera ditangani.

Pengobatan tifus adalah dengan pemberian obat antibiotik. Agar hasilnya maksimal, obat-obatan tersebut perlu diminum segera setelah keluhan muncul.

Yang jelas, sampai saat ini belum ada vaksin untuk mencegah tifus. Namun, ada upaya yang bisa dilakukan untuk menghindari serangan bakteri penyebab tifus.

Caranya antara lain dengan menjaga kebersihan diri dan tempat tinggal, serta tidak melakukan kontak dengan hewan yang membawa infeksi tifus, seperti tikus.

Sementara tipes terjadi ketika bakteri Salmonella typhi masuk ke dalam saluran pencernaan manusia dan berkembang biak di sana. Bisa menular jika seseorang mengonsumsi makanan atau minuman yang tercemar tinja atau urine penderita tipes.

Gejala penyakit tipes lebih banyak dari tifus, yakni:

  1. Demam dengan suhu yang meningkat secara bertahap hingga mencapai 39–40 derajat celcius
  2. Lesu dan lemas
  3. Penurunan nafsu makan
  4. Lidah putih
  5. Sakit kepala
  6. Susah tidur
  7. Sulit konsentrasi
  8. Gangguan saluran pencernaan, seperti mual, muntah, sakit perut, sembelit, atau diare

Menariknya, penyakit tipes dapat dicegah dengan vaksinasi tifoid. Vaksin ini termasuk dalam imunisasi rutin lengkap yang dianjurkan oleh pemerintah.

Selain vaksin, pencegahan tipes juga bisa dilakukan dengan rajin mencuci tangan, mencuci sayuran dan buah-buahan sebelum dimakan, mengolah makanan hingga matang, dan tidak jajan sembarangan.

Demikian informasi soal penyakit tifus yang nyata bukan tipes. Semoga bermanfaat. (Adelina). ***

Leave a comment