Bipolar, Penyakit Ganguan Mental yang Bisa Melekat Seumur Hidup: Ini Gejala dan Pengobatannya

3 Maret 2024 09:29 WIB
Ilustrasi

MEDAN, insidepontianak.com - Bipolar belakangan semakin hits. Penyakit berupa gangguan mental ini semakin dikenal sejak beberapa selebritis mengakui mengidapnya.

Secara umum penyakit bipolar bisa diartikan sebagai gangguan mental yang ditandai dengan perubahan drastis pada suasana hati. Moodnya bisa mendadak berubah.

Artinya, penderita bipolar atau ganguan mental ini bisa merasa sangat gembira atau euforia, kemudian berubah menjadi sangat sedih dalam waktu yang cepat.

Pun, gangguan bipolar dapat diderita seumur hidup sehingga memengaruhi aktivitas penderitanya. Namun, pemberian obat-obatan dan psikoterapi dapat membantu penderita untuk menjalani aktivitasnya sehari-hari.

Melansir pramborsfm.com, Sabtu (25/8/2023), banyak selebritis yang menderita bipolar. Sebut saja Mashanda dan Rachel Vennya.

Marshanda mengungkap secara terang-terangan bahwa dirinya mengidap penyakit mental. Dia bahkan mengaku didiagnosis mengidap bipolar tipe II sejak 2009.

Selain mengonsumsi sejumlah obat-obatan, mantan istri Ben Kasyafani itu juga menjalani terapi untuk mengurangi dampak dari penyakit yang ia derita.

Lalu, Rachel Vennya. Pada April 2020, melalui sebuah video yang diunggah ke akun YouTube-nya, Rachel Vennya mengaku bahwa ia didiagnosis dengan gangguan mental bipolar.

Selebgram itu mengaku, ia benar-benar harus berjuang keras untuk menghadapi penyakit mental itu. Mantan istri Niko Al Hakim alias Okin itu mengatakan sering membenturkan kepala ke tembok hingga mencoba bunuh diri.

Terkiat dengan itu, melansir alodokter.com, Sabtu (25/8/2023), sejatinya penyebab gangguan bipolar belum diketahui secara pasti. Namun, kondisi ini diduga terjadi akibat faktor genetik.

Selain itu, faktor lingkungan sekitar dan gaya hidup juga dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami bipolar. Gejala utama gangguan bipolar adalah perubahan suasana hati (mood) yang drastis.

Perubahan mood ini bisa terjadi dalam hitungan jam, hari, atau bulan. Gejalanya meliputi fase mania yang berlanjut menjadi fase depresi berat.

Pada fase mania, penderita dapat mengalami perasaan gembira atau antusias, semangat yang menggebu-gebu, dan sulit tidur atau insomnia.

Sementara pada fase depresi berat, gejala yang muncul berupa berkurangnya minat pada suatu kegiatan atau pekerjaan, perasaan bersalah secara berlebihan, dan keinginan untuk bunuh diri.

Karena itu, idelanya penderita bipolar menjalani pengobatan. Pengobatan yang dimaksud untuk mengurangi frekuensi kemunculan gejala, membantu penderita agar bisa kembali beraktivitas, dan menurunkan risiko terjadinya gangguan kesehatan lain.

Nah, beberapa metode pengobatan yang dapat dilakukan adalah:

  1. Pemberian obat-obatan, seperti obat penyeimbang suasana hati, obat antidepresan, serta obat antipsikotik
  2. Psikoterapi, seperti interpersonal and social rhythm therapy (IPSRT), cognitive behavioral therapy (CBT), dan psikoedukasi

Sbagai informasi, memang belum ada metode yang dapat mencegah gangguan bipolar. Namun, kekambuhan gejalanya bisa dikurangi dengan melakukan beberapa hal berikut:

  1. Rutin mengonsumsi obat sesuai resep dokter dan menjalani psikoterapi
  2. Tidak mengonsumsi minuman beralkohol atau menyalahgunakan NAPZA
  3. Berolahraga secara rutin
  4. Mengelola stres dengan baik
  5. Beristirahat dan tidur yang cukup
  6. Menjalin hubungan baik dengan keluarga dan teman

Demikian soal penyakit bipolar, gangguan mental yang bisa diderita penderita seumur hidupnya. Semoga bermanfaat. (Adelina). ***

Leave a comment