Menggali Potensi Daerah Lewat Gerakan Tanam Kopi Liberika

3 Maret 2024 09:29 WIB
Ilustrasi
PONTIANAK, insidepontianak.com - Dilakukan secara masif dengan melibatkan Kelompok Tani (Poktan) yang didukung Gapoktan dan Pemdes Sendoyan, pencanangan Gerakan Tanam Kopi Liberika di Dusun Batu Layar, Desa Sendoyan, Kabupaten Sambas diluncurkan. Mengawali Pencanangan Gerakan Tanam Kopi Liberika agar maksimal terlebih dahulu dilakukan sosialisasi baik secara personal kepada petani maupun melalui Poktan. "Alhamdulillah kedua hal tersebut disambut antusias masyarakat Batu Layar yang mayoritas adalah petani," ungkap Penggerak usaha tani Batu Layar, Dedi Khansa. Dijelaskannya mengapa perlu pencanangan Gerakan Tanam Kopi Liberika?. Hal itu sebagai upaya menggali potensi daerah dalam hal meningkatkan kesejahteraan petani. Secara histori atau sejarah, memang komoditas kopi di Dusun Batu Layar dimulai sekitar tahun 1979 dan telah menjadi sentra kopi sebelum karet dan lada. "Pernah menjadi sentra kopi menunjukkan daerah atau tanah Batu Layar cocok untuk komoditas tersebut. Kemudian dalam budidaya tidak terlalu sulit," jelasnya. Terpenting lagi sejak dulu budaya ngopi di Kabupaten Sambas bahkan Kalbar serta nusantara tidak terlepas dari kata kopi atau ngopi. Pada sisi lainnya pemenuhan kebutuhan lokal akan kopi di daerah masih minim dan harus membeli dari luar. Super pentingnya lagi harga kopi kian merudal/bukan lagi meroket. "Itu menjadi peluang usaha tani yang menjanjikan dan menjadi alternarif dalam peningkatan kesejahteraan petani," terangnya. Kembali dijelaskan Dedi, dengan potret yang ada, perlu gagasan besar dan gerakan nyata. Diskusi dan perenungan dilakukan sehingga membuahkan hasil sudah selayaknya mengembalikan kejayaan Kopi Sendoyan Batu Layar dan Pemenuhan Kebutuhan Kopi Lokal untuk kesejahteraan petani serta kemajuan daerah. "Gerakan tanam adalah langkah kogkret dan nyata. Setelah dikomunikasikan dengan para pihak termasuk petani disambut baik," tuturnya. Saat ini sudah ada sejumlah petani terutama oleh sosok Bapak Tandi, mengembangkan kopi liberika. "Untuk memastikan kualitas kopi asal Batu Layar, saya melakukan uji coba dengan pakar kopi di Kalbar yakni pemilik 101 Coffee House, Bang Restu, Rei Shyakti Alhamdulillah hasil uji cob dalam hal kualitas/mutu, rasa bisa bersaing dan diadu. Tinggal memaksimalkan pengelolahaan pasca panen," paparnya. Dengan melakukan hal itu pihaknya bisa mengklaim bahwa tanah subur dan cocok untuk menghasilkan kopi bermutu. Sejauh ini juga di sisi hilir dalam hal pengelolahan produk berupa kopi bubuk kemasan juga telah hadir. Produk yang diinisiasi Dedy Hairani Dedy Hairani Mox dengan merek Kopi Sendoyan menambah semangat petani dalam usaha budidaya kopi. Terlepas dari komoditas kopi, Batu Layar juga sudah menjadi sentra lada. Saat ini telah hadir Pabrik Pengelolaan Lada Bubuk bantuan Kementerian Koperasi RI yang tinggal diresmikan. Kemudian juga ada bantuan Rumah Bibit Lada, Program Desa Devisa dari Lembaga Pembiyaan Ekspor Indonesia, Kementerian Keuangan RI. Tanpa sadar dan akan dimaksimalkan lagi dalam hal tata usaha tani, Batu Layar juga menjadi sentra petai. Petai tumbuh subur dan harganya juga sudah menjanjikan. Tanaman Matoa juga demikian subur. Komoditas sawit juga ada. "Jadi kita sudah kaya akan komoditas pertanian dan tinggal menguatkan dan mengemasnya lagi sehigga berkorelasi terhadap peningkatan kesejahteraan petani," tutupnya. ***

Leave a comment