Batalkah Witir Ketika Sengaja Tinggalkan Qunut dan Sujud Sahwi? Simak Selengkapnya!

3 Maret 2024 09:29 WIB
Ilustrasi
PROBOLINGGO, insidepontianak.com – Kalangan ulama Syafi'iyaj dan Malikiyah bersepakat, bahwa baca qunut saat witir dipertengahan akhir Ramadhan hukumnya sunnah. Bila hal itu terlewat, dianjurkan untuk mengganti dengan sujud sahwi. Berdasarkan keterengan tersebut, qunut saat witir pertengahan Ramadhan memiliki kualitas hukum muakkad (sangat diaanjurkan). Buktinya bila tidak mengerjakannya diharuskan mengganti dengan sujud sahwi. Di dalam ilmu fiqih, sunnah tersebut disebut dengan ab'adhl. Di dalam gerakan salat sendiri (kecuali tasyahhud awal), seperti witir, tidak ada kesunnahan lain yang menyamai dengan baca doa qunut. Perkara pendapat ulama yang menganggap hukum qunut sebagai sunnah abdhl pada witir, yaitu berlandaskan pada suatu atsar sahabat. ولا يقنت فيه إِلا في النصف الاخير من رمضان، روي ذلك عن عليٍ وأبيٍ وهوَ قول مالك والشافعيِ اختاره الاثر لما رُوِيَ أَنَّ عُمَرَ جَمَعَ النَّاسَ عَلَى أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ فَكَانَ يُصَلِّيْ بِهِمْ عِشْرِيْنَ وَلاَ يَقْنُتُ اِلاَّ فِي النِّصْفِ الثَّانِيْ، رواه أبو داود “Dan tidak disunnahkan berqunut pada witir kecuali pada separoh terakhir dari Ramadlan. Riwayat tersebut dari Ali dan Ubay, itulah pendapat Imam Malik dan Imam Syafi’i yang dipilih oleh Imam Atsram karena berdasarkan riwayat sesungguhnya Umar mengumpulkan umat Islam pada Ubay bin Ka’ab, lalu dia shalat bersama mereka sebanyak dua puluh rakaat dan tidak berqunut kecuali pada separoh kedua. (HR. Abu Dawud)," dikutip dari Ibnu Qudamah di dalam Syarhu al-Kabīr, Jum'at (7/5). Lantas, bolehkan seseorang meninggalkan qunut ketika melalukan witir di pertengahan akhir Ramadhan dan kemudian tidak melakukan sujud sahwi? Baik sengaja ataupun tidak, ketika meninggalkan kedua hal itu tidak lah sampai merusak keabsahan salat witir. Sebab kembali ke pada masalah awal, hukum membaca qunut pada witir di akhir ramadhan hanya berupa sunnah saja. Imam Nawawi juga berkomentar perihal peristiwa itu: فصل في القنوت وهو مستحب بَعد الرفعِ من الركوع في الركعةِ الثَّانِية من الصبح وكذلك الرّكعة الأخيرة من الوتر في النصف الأخير من شهْر رمضان “(Fasal tentang qunut). Qunut disunnahkan setelah bangkit dari ruku’ pada rakaat kedua dari shalat shubuh, begitupula pada rakaat terakhir dari shalat witir pada paroh terakhir dari bulan Ramadlan,” ungkapnya di dalam Roudloh al-Thalibin , Jumat (7/4). Kalau demikian sudah jelas, hal yang sunnah tidak dapat menjadi suatu kewajiban di dalam perihal salat. Maksudnya, qunut dan sujud sahwi selamanya tetap menjadi perbuatan sunnah. Ketika tidak sengaja ataupun memang bersengaja meninggalkan sujud sahwi dan qunut pada witir, hukumnya tidak sampai merusak ibadah shalatnya. (Dzikrulla) Sumber: Syarhu al-Kabīr dan Roudhlotu at-Thālibīn.  

Leave a comment