JAKARTA, insidepontianak.com - Direktur Eksekutif Jaringan Moderat Indonesia (JMI) Islah Bahrawi mengingatkan potensi rumah ibadah yang dapat ditunggangi oleh para penyebar ekstremisme, radikalisme, dan terorisme atas nama agama untuk menyebarkan ajaran dan paham tersebut.
"Kita jangan pernah tabu mengatakan itu. Tidak hanya di Islam, ekstremisme dan radikalisme di agama Kristen juga bergerak di gereja, begitu juga dengan Hindu dan Budha akan bergerak di kegiatan masyarakat di pura dan wihara," kata Islah Bahrawi dalam keterangan dari Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) yang diterima di Jakarta, Kamis.
Islah Bahrawi menambahkan potensi penyebaran paham ekstremis, radikal, teroris itu dapat terjadi karena kegiatan keagamaan Islam terpusat di masjid.
Baca Juga: Piala Presiden 2022, PSS Sleman Angkut Puluhan Pemain Andalan Misi Kalahkan PSIS Semarang
Begitu pula dengan kegiatan berbasis infiltrasi ideologi, yang ingin menginjeksi dengan agama, juga akan masuk masjid dan pesantren, menurut dia.
"Otomatis penyebaran itu bergerak di pusat dan simpul kegiatan keagamaan masyarakat, tidak terkecuali di pesantren atau masjid," tambah Islah Bahrawi.
Namun demikian, Islah Bahrawi mengatakan potensi penyebaran itu tidak hanya terjadi di Masjid, melainkan di rumah ibadah agama-agama lain.
Hal ini, menurut Islah, disebabkan oleh polarisasi radikalisme dan ekstremisme ada di semua agama dan kelompok dengan paham tersebut ingin menguasai simpul aktivitas masyarakat dari tempat ibadah.
"Kita tidak boleh berat hati atau malu mengatakan itu karena polanya memang seperti itu," katanya.
Baca Juga: Dinkes Sambas Sosialisasikan Pedoman Pembinaan Terpadu Guna Upgrade Kapasitas SDM
Artikel Terkait
Densus Kembali Bekuk Tiga Terduga Teroris di Banten dan Jabar
Oknum Pegawai BUMN Jadi Terduga Teroris JI
Densus 88 Tangkap Satu Terduga Teroris Kelompok JI di Bandar Lampung
Bantah Tampung Teroris JI, PDRI Ancam Lapor Balik
Densus 88 Awasi Baiat Massal Jaringan Teroris Pemimpin ISIS Suriah