KAYONG UTARA, insidepontianak.com – Salah satu tokoh pemekaran Kabupaten Kayong Utara, Abdul Rani menilai, sampai saat ini Kabupaten Kayong Utara belum menunjukkan kemajuan pembangunan yang signifikan.
Padahal, menurutnya, semangat pemekaran Kabupaten Kayong Utara pada 2007, yaitu untuk melakukan percepatan pembangunan.
Namun, sudah dua kepala daerah menjabat, semangat percepatan pembangunan itu belum juga nampak.
Baca Juga: Curi 9 Kotak Keramik dan Gerinda, Dua Kawanan Maling di Pontianak Diancam 5 Tahun Penjara
Bahkan, persoalan krisis air bersih saja belum mampu ditangani. Padahal, air bersih menjadi kebutuhan dasar masyarakat yang mesti jadi prioritas diselesaikan. Dan, sudah sejak dulu dikeluhkan. Bahkan sebelum Kayong Utara terbentuk.
Belum lagi bicara masalah pemenuhan infrastruktur lainnya. Masih jauh dari yang diharapkan. Jalan masih banyak yang rusak. Wilayah kepulauan bahkan masih banyak belum tersentuh listrik negara.
Abdul Rani menilai, perlambatan pembangunan di Kabupaten Kayong Utara, tak lepas dari situasi politik yang tak kondusif. Akhirnya membuat sekat-sekat.
Baca Juga: Gubernur Sutarmidji Tunggu Instruksi Mendagri Terkait Pengusulan Pj Wali Kota Singkawang
Dampaknya, perencanaan pembangunan jadi tak merata. Karena intervensi kepentingan elite. Untuk kepentingan politik.
"Sudah 15 tahun Kayong Utara ini terbentuk. Tapi pembangunan terkesan jalan di tempat," kata Abdul Rani, Selasa (24/5/2022).
Artikel Terkait
Mahasiswi Kayong Utara Juara Tiga Lomba Public Speaking Tingkat Nasional
Kayong Utara Krisi Air Bersih, Warga Desak DPRD Dorong Pendirian PDAM
DPRD Kayong Utara Dukung Atasi Kriris Air Bersih, Siap Serahkan Pokir Rp40 Miliar
Buka Rembuk Stunting Kayong Utara, Wakil Bupati Tegaskan Pentingnya Ketahanan Pangan dan Gizi
Kayong Utara Akhirnya Raih WTP