Buta Warna, Penyakit Seumur Hidup yang Lebih Banyak Menyasar Pria

3 Maret 2024 09:29 WIB
Ilustrasi

MEDAN, Insidepontianak.com - Fakta mengatakan lebih banyak pria yang mengidap buta warna dibanding wanita. Biasanya, penyakit ini hadir sejak lahir dan terus bertahan selama hidup.

Ya, buta warna adalah kondisi yang tidak mampu mata melihat warna secara normal. Pria ditengarai sebagai gender yang paling rentan menderita penyakit seumur hidup ini.

Artinya, penderita buta warna hanya bisa beradaptasi dengan keadaan tersebut selama hidup. Meskipun lebih banyak diderita pria, penyakit ini juga menyasar wanita.

Melansir alodokter.com, Kamis (2/11/2023), penderita penyakit ini sulit membedakan warna tertentu (buta warna parsial) atau bahkan seluruh warna (buta warna total).

Buta warna adalah penyakit yang umumnya didapat sejak lahir. Kondisi ini lebih sering terjadi pada pria dibandingkan wanita.

Buta warna merupakan penyakit seumur hidup. Agar penderita dapat beradaptasi dengan kondisi ini, dokter akan memberikan penanganan sesuai dengan jenis buta warna yang diderita.

Ini karena mata memiliki sel-sel saraf khusus yang bereaksi terhadap warna dan cahaya. Selain mendeteksi terang dan gelap, sel ini juga berfungsi untuk mendeteksi tiga pigmen warna, yakni merah, hijau, dan biru.

Selanjutnya, otak akan menentukan persepsi warna dari apa yang ditangkap oleh sel dalam mata tersebut. Nah, pada penderita buta warna, sel yang mendeteksi pigmen warna rusak atau tidak berfungsi.

Akibatnya, mata tidak dapat mendeteksi warna-warna tertentu atau bahkan seluruh warna. Penyebab buta warna sebagai berikut:

  1. Diturunkan
    Pada sebagian besar kasus, buta warna diturunkan dari orang tua ke anak. Buta warna turunan umumnya memengaruhi kedua mata.

Tingkat keparahan buta warna pada penyakit turunan bisa ringan, sedang, hingga berat, dengan derajat keparahan yang tidak akan berubah hingga akhir hidup penderitanya.

  1. Didapatkan
    Penyakit tertentu yang bisa menurunkan kemampuan melihat warna seperti anemia sel sabit, diabetes, degenerasi makula, penyakit Alzheimer, multiple sclerosis, glaukoma, penyakit parkinson, leukemia, atau kecanduan alkohol dan lain-lain.

Paparan zat kimia, misalnya carbon disulfide yang digunakan dalam industri rayon, atau styrene yang dimanfaatkan dalam industri plastik dan karet, juga bisa menimbulkan buta warna. Selain itu karena cedera mata, misalnya akibat kecelakaan atau benturan.

  1. Penuaan
    Usia juga dapat menjadi penyebab seseorang menderita buta warna. Seiring usia bertambah, kemampuan mata dalam menangkap cahaya dan warna akan menurun sehingga dapat menimbulkan kesulitan dalam membedakan warna. Kondisi ini akan lebih buruk pada seseorang yang menderita penyakit katarak.

Buta warna ditandai dengan kesulitan membedakan warna tertentu (buta warna parsial), atau bahkan seluruh warna (buta warna total). Gejala buta warna pada tiap pasien dapat berbeda, tergantung sel pigmen yang rusak atau tidak berfungsi.

Gejala ini terbagi menjadi tiga tipe, yakni merah-hijau, biru-kuning, dan total. Berikut ini adalah penjelasannya:

  1. Buta warna merah-hijau
    Beberapa gejala yang dapat dialami oleh penderita buta warna merah-hijau, yaitu:
  • Kuning dan hijau terlihat kemerahan
  • Oranye, merah, dan kuning terlihat seperti kehijauan
  • Merah terlihat seperti abu-abu gelap
  • Merah terlihat kuning kecokelatan, dan hijau terlihat seperti warna krem
  1. Buta warna biru-kuning
    Jenis ini juga termasuk buta warna parsial. Penderita kondisi ini mengalami gejala berupa:
  • Biru terlihat kehijauan
  • Sulit membedakan merah muda dengan kuning dan merah
  • Kuning terlihat seperti abu-abu atau ungu terang
  1. Buta warna total
    Berbeda dengan kedua tipe di atas, seseorang yang menderita buta warna total kesulitan membedakan semua warna. Bahkan, sekitar 10% dari penderita buta warna total hanya dapat melihat warna putih, abu-abu, dan hitam.

Demikian informasi soal buta warna, penyakit yang lebih banyak diderita pria dibanding wanita. Semoga bermanfaat. (Adelina). ***

Leave a comment