Evakuasi Massal Peserta Jambore Dunia di Korea Selatan Akibat Cuaca Ekstrem

3 Maret 2024 09:29 WIB
Ilustrasi
SINJAI, insidepontianak.com – Ribuan peserta dari seluruh penjuru dunia yang menghadiri Jambore Dunia di Korea Selatan mendapati diri mereka dalam situasi yang belum pernah terjadi sebelumnya. Gelombang panas ekstrem dan ancaman angin topan memaksa evakuasi massal dari area perkemahan, dalam apa yang disebut sebagai tantangan terberat dalam lebih dari satu abad penyelenggaraan acara global ini. Puluhan ribu anggota pramuka, termasuk kontingen dari Amerika Serikat dan Inggris, terpaksa meninggalkan perkemahan mereka di Provinsi Jeolla Utara pada Selasa (8/8/2023). Gelombang panas yang tak terduga telah menyebabkan ratusan peserta jatuh sakit, memaksa negara-negara peserta untuk mengambil tindakan cepat. "Ini adalah pertama kalinya dalam lebih dari 100 tahun penyelenggaraan Jambore Pramuka Sedunia, kami harus menghadapi tantangan yang begitu besar," ujar Sekretaris Jenderal Organisasi Gerakan Pramuka Sedunia, Ahmad Alhendawi. Cuaca ekstrem yang melibatkan gelombang panas tak terduga dan ancaman angin topan telah mengganggu rencana dan pelaksanaan Jambore Dunia ke-25 ini. Dalam usaha evakuasi yang dilakukan pada hari Selasa (8/8/2023), puluhan ribu anggota pramuka mengemas tenda dan barang-barang mereka sebelum naik ke dalam bus yang menuju akomodasi alternatif di Seoul dan sekitarnya. Pemerintah Korsel dan pasukan khususnya terlibat aktif dalam usaha evakuasi ini, dengan tujuan memastikan keselamatan peserta. Situasi ini juga menyebabkan beberapa negara, seperti Amerika Serikat dan Inggris, untuk menarik kontingen mereka lebih awal dari yang direncanakan. Meskipun tantangan yang tak terduga ini terjadi, banyak peserta yang tetap menjaga semangat positif. Mereka berbagi kenangan dan pengalaman menyenangkan yang mereka nikmati selama Jambore Dunia. Topan Khanun, yang diprediksi akan melanda Korea Selatan, menjadi faktor utama dalam keputusan evakuasi ini. Badan cuaca Korea Selatan telah memperingatkan tentang hujan lebat dan angin kencang yang dapat membahayakan peserta dan infrastruktur perkemahan. Meskipun pihak penyelenggara mendapat kritik keras dari media lokal dan orangtua peserta karena kurangnya perencanaan dalam menghadapi cuaca ekstrem, langkah-langkah evakuasi yang diambil membantu memastikan keselamatan peserta. Pihak penyelenggara juga berkomitmen untuk melanjutkan program jambore begitu kondisi cuaca stabil. Dalam kesulitan ini, semangat pramuka tetap berkobar. Pengalaman unik ini akan selalu diingat oleh peserta Jambore Dunia, mengajarkan mereka tentang ketahanan, tekad, dan kepemimpinan sejati dalam menghadapi kesulitan yang tak terduga.(Zumardi IP)***

Leave a comment