Keunikan Bukit Kelam Sintang, Batu Monolit Terbesar di Dunia: Tempat Hidup Kantong Semar Super Langka

3 Maret 2024 09:29 WIB
Ilustrasi
MEDAN, insidepontianak.com - Gunung Kelam atau yang lebih dkenal dengan Bukit Kelam berada di Kabupaten Sintang. Bukit ini cukup unik karena sejatinya adalah sebuah batu raksasa atau monolit. Fakta lainnya, Bukit Kelam Sintang bisa dikatakan sebagai monolit terbesar di dunia. Selain itu, di kawasan ini juga jadi habitan kantong semar yang super langka. Secara admistrasi, batu monolit Bukit kelam ini berada di Kecamatan Kelam Permai. Jaraknya dari Kota Sintang sekira 23 kilometer atau 395 Kilometer dari Pontianak. Mengutip dpmptsp.sintang.go.id, Minggu (30/7/2023), Bukit Kelam membentang dari barat ke timur sepanjang tiga kilometer dengan ketinggian 1.002 meter di atas permukaan laut (mdpl). Sekilas Bukit Kelam mirip dengan Ayers Rock, monolit yang ada di Australia. Namun, Bukit Kelam jauh lebih tinggi dan besar dibandingkan Ayers Rock yang memiliki tinggi 862 mdpl. Bukit Kelam berada di antara dua sungai besar yaitu Sungai Melawi dan Sungai Kapuas. Dari Kota Sintang, ibukota Kabupaten Sintang, bisa ditempuh sekitar 20-40 menit hingga ke kaki gunung. Akses jalan menuju kaki bukit ini terbilang sangat baik dengan dilapisi aspal. Namun, jalanan yang naik turun seperti melewati bukit membuat pengendara harus berhati-hati. Untuk pendakian mencapai puncak dibutuhkan waktu 4-5 jam untuk naik dan 3-4 jam untuk turun dengan via ferrata alias jalur pendakian dengan bantuan besi-besi yang ditancapkan pada tebing batu. Sisi gunung yang telah dipersiapkan sebagai jalur pendakian adalah sisi barat, lengkap dengan segala perlengkapan yang dibutuhkan seperti tali untuk menopang tubuh pendaki. Tingkat kemiringannya antara 15-40 derajat. Artinya, mendaki ke puncak Bukit Kelam adalah petualangan mendebarkan. Anda harus melalui tangga setinggi 90 meter dan tebing curam. Di puncak ada gua-gua alam yang eksotik dan magis. Gua-gua ini juga merupakan rumah dan sarang burung walet. Sungai Kapuas dan Sungai Melawi juga terlihat indah dari kejauhan. Sebagai informasi, via ferrata ini merupakan jalur pendakian tebing tertinggi se-Asia Tenggara. Di Indonesia, gunung lain yang menggunakan via ferrata adalah Gunung Parang, Jawa Barat. Di sisi lain, Bukit Kelam merupakan salah satu habitat yang dikenal paling penting di dunia untuk tanaman kantong semar, tampaknya menjadi rumah bagi 14 spesies yang berbeda, salah satunya yang endemik adalah Nepenthes Clipeata. Nepenthes Clipeata sampai saat ini dianggap menjadi yang paling terancam punah dari semua jenis kantong semar. Tanaman kantong semar tumbuh di sisi tebing granit vertikal pada ketinggian antara 500 dan 800 meter. Sebagian besar tanaman kantong semar tumbuh di sudut-sudut jelas dari gunung yang sulit dijangkau. Selain kantong semar di Gunung Kelam juga terdapat anggrek hitam. Selain itu ada juga flora langka lainnya seperti meranti, bangeris, tengkawang, kebas-kebas, dan pitcher merah. Untuk fauna, selain kelelawar, tercatat ada beruang madu, trenggiling, dan berbagai jenis burung. Yang jelas, Bukit Kelam sangat berpotensi untuk dikembangkan sebagai objek wisata alam dan juga untuk lokasi terbang layang serta panjat tebing. Saat ini, kawasan ini telah dijadikan sebagai Pusat Perkemahan Pramuka. Bukit Kelam juga merupakan sumber air bersih bagi masyarakat terutama masyarakat Kabupaten Sintang dan juga Taman Wisata Alam (TWA) Bukit Kelam yang memiliki luas sekira 520 hektare. Tempat ini juga berdekatan dengan cagar budaya Rumah Betang yang berada di Desa Ensaid Panjang. Demikian soal Bukit kelam, batu monolit terbesar di dunia yang berada di Kabupaten Sintang. Semoga bermanfaat. (Adelina). ***

Leave a comment