Fakta Menarik Soal Padangsidimpuan, Berjuluk Kota Salak dan Sempat Jadi Benteng Pasukan Paderi

3 Maret 2024 09:29 WIB
Ilustrasi

MEDAN, insidepontianak.com - Padangsidimpuan adalah satu dari delapan kota yang ada di Sumatra Utara. Kota ini identik dengan salak dan sempat jadi benteng pasukan Paderi.

Kota yang berjuluk Kota Salak ini pada era Belanja sempat menjadi pusat pemerintahan Tapanuli. Itulah sebab berkas soal Padangsidimpuan banyak terdapat di museum di Leiden.

Namun, salak dari Padangsidimpuan ini berbeda dengan salak kebanyakan. Salak yang identik dengan kota ini lebih asam, lebih besar, dan berwarnah kemerahan.

Mengutip padangsidimpuankota.go.id, Sabtu (24/6/2023), nama kota ini berasal dari bahasa Angkola yakni “Padang na dimpu”. Padang berarti hamparan luas, na artinya di, dan dimpu bermakna tinggi.

Dengan kata lain, "Padang na dimpu" dapat diartikan “hamparan rumput yang luas yang berada di tempat yang tinggi.” Dari kata itulah kemudian menjelma sebagai Padangsidimpuan.

Daerah ini semakin membesar karena menjadi persinggahan pedangan ikan dan garam dari Sibolga, Panyabungan, Padangbolak, dan sebagainya. Seiring waktu, setelah Indonesia Merdeka, Padangsidimpuan kemudian menjadi ibukota Tapanuli Selatan.

Kini Padangsidimpuan telah menjadi kota dan terdiri dari enam kecamatan, 37 kelurahan, dan 42 desa dengan luas wilayah mencapai 114,66 kilometer persegi.

Nah, berikut beberapa fakta menarik dari Padangsidimpuan:

1. Mirip Danau

Wilayah Padangsidimpuan berupa lembah yang dikelilingi oleh Pegunungan Bukit Barisan. Kalau dilihat dari jauh, wilayah Kota Padangsidimpuan tak ubahnya seperti cekungan menyerupai danau.

Puncak tertinggi dari bukit dan gunung yang mengelilingi kota ini adalah Gunung Lubuk Raya dan Bukit (Tor) Sanggarudang yang terletak berdampingan di sebelah utara kota. Ada juga beberapa sungai yang melintasi kota ini, seperti Batang Ayumi dan Aek Sangkumpal Bonang.

2. Benteng Pasukan Paderi

Kota ini dibangun pertama kali sebagai benteng pada 1821 oleh pasukan Paderi yang dipimpin oleh Tuanku Imam Lelo. Benteng ini membentang dari Batang Ayumi sampai Aek Sibontar.

Sisa-sisa benteng peninggalan Perang Paderi saat ini masih ditemukan, walau sudah tidak terawat dengan baik. Dan pengaruh pasukan Paderi ini berdampak pada agama yang dianut oleh mayoritas penduduk kota ini beragama Islam.

3. Pusat Pemerintahan Tapanuli

Padangsidimpuan dijadikan pusat pemerintahan oleh penjajah Belanda di daerah Tapanuli. Peninggalan bangunan Belanda masih dapat dijumpai berupa kantor pos polisi pusat.

Sejarah Kota Padangsidimpuan, seperti foto-foto zaman dahulu, banyak tersimpan di sebuah museum di Kota Leiden, Belanda.

4. Berjuluk Kota Salak

Kota ini dikenal dengan julukan Kota Salak karena dikelilingi oleh perbukitan dan gunung, yang menjadi kawasan perkebunan buah Salak. Salah satu gunung utama adalah Gunung Lubukraya.

Salak Padangsidimpuan berbeda dengan salak pondoh karena lebih besar, berasa manis-asem-sidikit pahit, berwarna kemerahan. Pemerintah setempat pun membangun Tugu Salak atau Taman Kota Salak yang menjadi ikon kota.

5. Betor Vespa

Kota ini juga memakai beca bermotor (betor) sebagai moda tranportasi warganya. Namun, betor di kota ini berbeda dengan Medan yang cenderung memakai mesin tahun keluaran baru dan berbagai.

Pun, berbeda dengan Pematangsiantar yang memakai mesin keluaran lama serta ber-cc besar seperti BSA. Betor di Padangsidimpuan menggunakan kendaraan dan merek khusus yakni Vespa tahun lama.

Demikian fakta menarik soal Padangsidimpuan, kota yang berjuluk Kota Salak di Sumatra Utara. Semoga bermanfaat. (Adelina)***

Leave a comment