Dinkes Kalbar Imbau Masyarakat Waspada DBD, Sudah Tiga Kasus Kematian

3 Maret 2024 09:29 WIB
Ilustrasi
PONTIANAK, insidepontianak.com - Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat, Erna Yulianti mengimbau masyarakat mewaspadai penularan kasus demam derdarah dengue atau DBD. Pasalnya, pihaknya telah mencatat penularan DBD sepanjang Januari hingga Juni 2023 ini, sudah mencapai 415 kasus. "Tiga kasus kematian yang dilaporkan," kata Erna Yulianti, Minggu (18/6/2023). Adapun tiga kasus meninggal karena DBD itu terjadi di Kabupaten Sintang, Ketapang dan Melawi. Karena itu, ancaman penularan DBD ini harus diwaspadai bersama. Apalagi wilayah Kalbar saat ini sudah memasuki musim penghujan, sehingga rawan memicu peningkatan kasus DBD di lingkungan pemukiman warga. Data Dinas Kesehatan Kalbar sendiri mencatat, kasus DBD tertinggi terjadi pada 2019. Angkanya mencapai 2.798 kasus, dan menyebabkan 21 orang di antaranya meninggal dunia. Sementara pada tahun 2020-2021, penularan DBD di Kalbar terjadi penurunan di angka 663 kasus. Selanjutnya, di tahun 2022, kembali terjadi peningkatan di angka 1356 kasus, dengan 16 kasus kematian. "Kasus (red, penularan DBD) tertinggi terjadi di Sintang, Kubu Raya dan Pontianak," kata Erni. Sedangkan usia terbanyak terinfeksi DBD adalah anak usia sekolah dengan rentang 7-14 tahun. Adapun langkah-langkah pencegahan yang dilakukan jajaran dinas kesehatan dalam penanganan kasus DBD ini, dengan cara menggencarkan pemberantasan sarang nyamuk atau PSN. Di sisi lain, Dinkes juga melakukan sosialisasi kepada masyarakat untuk menerapkan pola hidup sehat, dengan cara membersihkan lingkungan dari ban dan kaleng bekas, yang berpotensi menjadi sarang nyamuk. Untuk diketahui, penularan DBD terjadi akibat gigitan nyamuk aedes aegypti. Saat itulah virus dengue masuk ke dalam tubuh. Sekitar 4–7 hari setelah terinfeksi virus dengue, penderita bisa mengalami gejala demam tinggi mencapai suhu 40 derajat celcius. (Andi)***

Leave a comment