Dalil Alqur'an dan Hadits Tentang Lailatul Qadar: Malam Paling Berkah di Bulan Ramadhan

3 Maret 2024 09:29 WIB
Ilustrasi
PROBOLINGGO, Insidepontianak.com – Bagi ummat Islam Ramadhan bukan hanya sebagai bulan yang diwajibkan untuk puasa. Padanya juga terdapat peristiwa penting, yaitu Lailatul Qadar. Terdapat banyak sekali dalil yang menyatakan bahwa Lailatul Qadar hanya terjadi pada bulan Ramadhan saja. Uniknya, pada malam tersebut merupakan momen istajabahnya permintaan hamba. Lailatul Qadar juga merupakan malam di mana pahala akan dilipat gandakan di bulan Ramadhan. Di antara dalil yang menunjukkan kehadirannya juga menyebutkan agar hamba menghidupkan dengan ibadah. Selain peristiwa yang telah disebutkan di atas. Lailatul Qadar juga dianggap oleh ulama' sebagai peristiwa sejarah istimewa, yakni turunnya Alqur'an di bulan suci Ramadhan. Untuk mengokohkan hal itu, Allah Subhanahu wa ta'ala sendiri berfirman: إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِيْ لَيْلَةِ الْقَدْرِ، وَمَا أَدْراكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ ، لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ Artinya, “Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari 1000 bulan.” (QS Al-Qadr: 1-3). Dianjurkan bagi seorang Islam yang menanti rahmat Allah agar memeriahkannya dengan ibadah. Nabi pun juga kedapatan sering mengisi dengan amalan baik pada malam Lailatul Qadar. Dengan begitu, Nabi Muhammad SAW mengajak kepada ummatnya agar menghidupkan Lailatul Qadar melalui ibadah. Salah satu keistimewaan yang diyakini oleh ummat Muslim dunia adalah turnunnya pengampunan yang agung dari Allah SWT. Untuk menguatkan pendapat tersebut, Rasu sendiril bersabda: مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ Barangsiapa beribadah pada malam Lailatul Qadar karena iman dan mengharapkan pahala, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lampau.” (HR Al-Bukhari). Terdapat beberapa cara paling afdal (baik) untuk menyeremakkannya. Salah satunya adalah dengan membaca Alqur'an, shalat sunnah, ataupun dengan cara bersedekah dan perbanyak dzikir. Pastinya, meski menghidupkan Lailatul Qadar adalah anjuran yang sangat kuat seorang muslim yang taat tidak boleh melalaikan ibada wajib. Dalam beberapa kasus, terdapat sekumpulan orang beri'tikaf (berdiam diri) di masjid hanya demi mengejar keagungan Lailatul Qadar. Sehingga, mereka lebih memilih mempertajam ibadah wirid dalam kaitannya dengan hablun mina Allah. Kadang kala mereka bahkan smapai lupa untuk menafkahi keluarga. Dengan demikian, perbuatan itu sama halnya sia-sia. Memeriahkan Lailatul Qadar bukan berarti harus menghapus kewajiban individu pada tatanan hajat keluarha. Sebab, yang sunnah tidak bisa menggantikan hal wajib. Kesimpulannya adalah meski tersebut jelas dalil tentang keagungan Lailatul Qadar, orang Islam tidak boleh mengabaikan perintah kewajiban baik pada kepada Tuhannya atau pada sekelilingnya. *** (Penulis: Dzikrullah)

Leave a comment